Merumuskan Metodologi "lukisan Ayam Mati dan Kaki"
Merumuskan metodologi Lukisan “Empat Ayam Mati dan Kaki” 1980 Karya Affandi
(Anisa Rachman - 202246501073)
(R4A)
Lukisan “Empat Ayam Mati dan Kaki” 1980
(120 x 144 cm, cat minyak di atas kanvas)
Pendahuluan
Seni lukis merupakan pengmbangan yang lebih utuh dari menggambar, seni lukis juga merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman yang diekspresikan melalui media garis, warna, tekstur, gelap terang, bidang dan bentuk. Seni lukis sendiri menjadi bentuk ekspresi manusia yang dituangkan dalam kanvas atau bidang 2 dimensi lainnya. Dalam seni lukis pelukis dapat mengekspresikan emosi yang ingin dituangkan dan seringkali mengeksplorasi berbagai tema seperti alam, hewan, kehidupan ataupun tentang kemanusiaan, teknik melukis setiap pelukis memiliki teknik yang berbeda beda seperti realisme, kubisme, ekspresionisme, maupun impresionisme.
Salah satu tokoh terkenal yaitu Affandi merupakan salah satu pionir seni lukis modern Indonesia, dengan gaya ekspresionisnya yang sangat memiliki ciri khas. Ia banyak berkiprah baik di dalam negeri maupun di luar negeri sebagai duta seni Indonesia. Affandi menjadi salah satu pelukis terkenal di Indonesia dengan gaya ekspresionis yang mencolok dan penuh keberanian, goresan tinta dengan teknik plotot dengan cara menuangkan cat dari tube nya hal itu yang membuat lukisannya memiliki daya tarik yang jarang ditemui. Affandi lahir di kabupaten Cirebon tanggal 18 mei 1907 affandi bersekolah di Algemene Middelbare School (AMS), Affandi mulai melukis pada tahun 1950 dengan teknik melukis plotot, Affandi meninggal pada tahun 1990 di pulau jawa.
Dalam melukis, Affandi ingin mengungkapkan berbagai problem yang ada di balik objek lukisannya. problem itu menjadi lebih penting, maka Affandi menolak naturalism dan eksotisme. jika berbicara mengenai karya seni, lukisan-lukisan Affandi sangat berbeda dari perupa di zamannya. Pada lukisannya tema yang sering menjadi center of interest adalah mengenai nilai kemanusiaan (humanisme). Selain nilai tersebut, pemakaian warna, teknik, serta kedinamisan dalam karyanya turut menambah keseimbangan dalam sebuah karya seni. Lukisan Affandi sering menuangkan peran emosi yang mendalam.
Metodologi
Teoritik Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Semiotik charles sanders pierce Mengembangkan teori semiotika tentang tanda tanda dan bagaimana tanda tersebut dapat menyampaikan sebuah makna, digunakan sebagai menganalisis sebuah karya lukisan untuk memahami elemen-elemen visual dalam sebuah lukisan. Adanya konsep tanda pada peirce representamen dan objek untuk pengelompokan tanda itu sendiri menurut pierce yaitu ikon, indeks dan simbol. Menganalisis elemen visual dan makna lukisan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis semiotika dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini bersumber dari observasi jurnal penelitian.
Trikotomi Tanda Pierce
Representamen dan objek pada lukisan yaitu “Ayam mati dan kaki manusia”
Ikon, pada lukisan Affandi ini terdapat ikon empat ekor ayam mati yang dikerubungi oleh lalat (ditandai dengan titik warna hitam). Dan ada 2 telapak kaki manusia yang menghadap ke tubuh ayam tersebut ada pula goresan berwarna merah pada ayam seperti darah.
Indeks, dalam lukisan tersebut menggambarkan kegiatan adu ayam, ayam diadu untuk menentukan siapa yang unggul dan pada lukisan tersebut terdapat gambar empat ayam yang telah tumbang. Menjelaskan bagaimana pada pertandingan awal telah tumbang ayam yang dikalahkan dan selanjutnya ayam mengalahkan yang lainnya hingga terdapat pemenangnya. Selanjutnya terdapat juga ikon kaki 2 pasang kaki manusia yang menunjukkan manusia mempertontonkan adu ayam tersebut. Dan pada kegiatan tersebut manusia melakukan adu ayam hanya untuk kesenengan saja tidak bertanggung jawab terhadap ayam ayam yang mati sehingga terdapat lalat yang mengerubungi.
Simbol, Terdapat ayam jago yang menjadi simbol “ayam jantan” yaitu ayam yang tangguh dan selalu menjadi pemenang.
Analisis Elemen Visual
Warna, warna merah pada lukisan tersebut melambangkan seperti darah yang dimana itu merupakan lambang kematian dari si ayam tersebut. Dan warna hitam melambangkan lalat
Bentuk dan garis, secara tidak langsung bentuk dan garis ini melambangkan konsep kematian kehilangan, garis patah patah sendiri menunjukkan rasa ketegangan, kekuatan dalam tragedi tersebut dan garis menunjukan konsep pergerakan ayam garis yang tajam memperkuat keadaan ayam dan garis juga melambangkan ketergeletakan pada ayam dan garis horizontal melambangkan ketenangan atau keheningan setelah meninggal.
Komposisi, penempatan elemen-elemen yang tepat pada lukisan tersebut sehingga garis dan bentuk yang dibuat memiliki alur keterbacaan yang bisa diliat oleh penikmatnya.
Interpretasi Makna Lukisan
Analisis konteks, kondisi sosial budaya lukisan tersebut di buat karena adanya kondisi atau peristiwa penting atau siklus kehidupan yang dimana ada pertaruhan dalam kondisi tersebut dan adanya kemenangan dan kekalahan pada perstiwa tersebut.
Keterkaitan antar Tanda, ada nya hubungan tanda dalam lukisan yang saling berkaitan dimana ayam sebagai simbol menelaah bagaimana affandi menggunakan konteks ini seperti melambangkan nasib buruk dan kematian dalam seni bagaimana diterapkan dalam “Empat ayam mati” adanya ekspresi emosional garis dan bentuk mencerminkan kondisi emosional putus asa maupun sedih.
Ekspresi pribadi, Affandi sendiri menggunakan ayam mati untuk mengekspresikan perasaan sedih kehilangan ataupun kematian yang dialami.
Kesimpulan
Melalui analisis semiotika charles sander peirce lukisan karya Affandi yang berjudul “Empat ayam mati” merupakan penggambaran karya yang memiliki sifat simbolis dan emosional. Elemen-elemen visual pada lukisan tersebut seperti warna, bentuk, dan garis, berfungsi sebagai representasi yang menyampaikan pesan mendalam tentang ketangguhan, kematian dan kondisi sosial maupun budaya yang digambarkan dengan “adu ayam” penelitian ini mengungkapkan bagaimana Affandi menggunakan visualisasi yang menyentuh dan kompleks tentang kehidupan yang emosional dalam konteks peristiwa sosial.
Komentar
Posting Komentar